Kamis, 08 September 2011

CAGAR ALAM GUNUNG TINOMBALA


 
Cagar Alam Gunung Tinombala Secara geografis terletak antara 0o34’-0o49’ LU dan 120o38’-120o56’ BT. Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, kawasan ini termasuk dalam Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi-Moutong (Parimo) dan Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Hampir 90% luas keseluruhan cagar alam ini berada di wilayah Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan wilayah pengelolaan konservasi Sub-Balai KSDA Sulawesi Tengah, kawasan ini termasuk dalam wilayah pengelolaan Seksi Konservasi Wilayah II Boul-Tolitoli di Tolitoli.
Batas-batas kawasan adalah barat: Kecamatan Tomini; timur: Kecamatan Momunu; utara: Desa Labonu, Desa Kayulompa, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli; selatan: Desa Tinombala, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo. Penetapan kawasan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 339/Kpts-II/1999 tanggal 24 Mei 1999 dengan luas 37.106,12 ha yang sebelumnya pada tahun 1989 ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK.I. Sulawesi Tengah No. 1844/3932/DINHUT/1989, tanggal 30 Agustus 1989.
Keadaan topografi
kawasan hutan CA. Gunung Tinombala secara keseluruhan adalah berbukit-bukit sampai pegunungan dengan kemiringan lebih dari 15 derajat dan terletak pada ketinggian antara 50-2.200 m.dpl. Sebagian besar tanah Gunung Tinombala tersusun dari bahan asam seperti gnesis, schists, dan granit. Jenis tanah ini terdapat di perbukitan dan pegunungan Tinombala, sedangkan tipe tanah lain yang menyusun kelompok hutan adalah alluvial, podsolik dan latosol, yang membentuk tanah berpasir hingga lempung.
Tyipe iklim
Menurut Oldeman, kawasan CA. Gunung Tinombala termasuk tipe iklim C1, dengan kisaran curah hujan rata-rata sebesar 2.000-3.000 mm/tahun. Hari hujan rata-rata bulanan yang terbanyak jatuh pada bulan Februari, Maret, Mei, dan Juni. Dengan topografi yang berbukit dan bergunung, CA. Gunung Tinombala memiliki fungsi hidrologis dan tata air untuk daerah-daerah di bawahnya. Di dalam kawasan terdapat beberapa sungai dan anak sungai, di antaranya adalah Sungai Lambunu, Sungai Merah, dan Sungai Bosagon (Yuzammi dan Hidayat, 2002).
Flora Fauna
Kawasan cagar ala mini memili kekayaan flora fauna yang cukup tinggi, salah satu yang cukup terkenal adalah banyaknya jenis anggrek yang ditemukan di lokasi ini. Selain itu juga kayu hitam atau disebut Ebony sementara fauna endemic yang ada disini adalah burung Rangkong dan Anoa.